Jumat, 11 Juni 2010

Tanpa Awal, Tanpa Akhir

Dalam hidup, ada saat dimana kita ingin melepaskan semua beban kita. Saat dimana kita jengah dalam mengejar impian. Saat dimana kita mulai bertanya tentang apa yang sedang kita perjuangkan. Saat dimana kita tidak yakin akhir dari semua yang kita jalani. Teman…itulah putus asa. Butuh kedewasaan untuk menyikapinya. Perlu waktu untuk mengembalikan semuanya seperti semula. Butuh tekad dan harapan bahwa apa yang kita impikan dan perjuangkan, akan selalu hidup dalam benak kita bahwa suatu hari akan menjadi sebuah kenyataan.

Tuhan memiliki berbagai cara untuk membahagiakan kita. Kadang, cara Tuhan bertentangan dengan keinginan kita. Tidak jarang, kita berseberangan dengan Tuhan dalam memandang suatu persoalan. Itulah Tuhan, Dia yang membolak balikkan hati manusia. Dia yang merubah air mata menjadi tawa. Dia yang menenggelamkan kita dalam larut kesedihan. Dia yang merubah asa jadi nyata. Dan Dia, memutuskan pasangan yang tepat untuk diri kita. Dia yang pada akhirnya mengatur jodoh kita.

Mungkin diantara kita merasa begitu egois dengan pasangan kita. Kadang kita memaksakan kehendak hingga kita tidak menyadari apa yang kita paksakan adalah sesuatu kesalahan terbesar diri kita kepada pasangan kita. Berbahagialah kepada kalian yang memiliki pasangan yang mampu mengerti satu sama lain. Jagalah pasangan kalian karena diluar sana begitu banyak orang yang merindukan pasangan untuk dirinya. Bersyukurlah kepada Tuhan karena kalian diberi kesempatan untuk bertemu dengan pasangan impianmu. Karena di luar sana, banyak orang yang sedang berjuang untuk cinta sejatinya tanpa dia tahu sebenarnya apa yang sedang ia perjuangkan.

Jika kalian menemui orang yang begitu mencintaimu dengan tulus, balaslah cintanya jika kamu memang melihat ketulusan itu. Jika kamu merasa dia bukan pilihan hatimu, katakan kamu tidak mencintainya dengan santun. Jika kamu ingin melihat ketulusan perjuangan orang yang mencintaimu, putuskan dengan waktu yang tepat. Jangan kamu menyakitinya dengan keputusan yang pelik. Sebuah keputusan dimana kamu hanya mementingkan dirimu sendiri. Sebuah keputusan yang nantinya hanya akan menyakiti orang yang mencintaimu nantinya. Jujurlah padanya, karena kejujuranmu, bukti kepedulianmu padanya. Pandanglah, bahwa cinta tidak serumit yang dibayangkan. Cinta hanya butuh ketulusan dari hati kecilmu. Dia pun akan menerima keputusanmu dengan besar hati dan mawas diri.

Percayalah, orang yang mencintai dan dicintai memiliki derajat yang sama. Bukan berarti ketika kamu dicintai, kamu dapat melakukan apa pun dengan egomu. Sebaliknya, jika kamu mencintai seseorang, kamu rela dirimu dipermainkan. Semuanya harus seimbang. Kemenangan dan kekalahan tidak ditentukan dari kekuasaan egomu, tapi dari kualitas keputusanmu. Seperti sebuah “keyakinan”, cinta adalah sebuah ketulusan. Kamu hanya perlu memberi dan menerima. Cinta tidak membutuhkan konsekuensi, tapi menerima konsekuensi atas semua hal yang telah kita pertimbangkan sebelum kita mencintai atau dicintai.

Sejatinya, sebuah kebahagiaan tidak akan pernah dapat dipaksa. Kebahagiaan cukup dirasakan, tidak perlu kamu perdebatkan dengan argumentasi yang hebat. Kebahagian akan muncul dan terasa lengkap, saat kita dapat melengkapi hidup orang lain. Itulah sempurnanya manusia dihadapan Tuhan. Kita melengkapi orang lain yang akan menjadi pasangan kita nantinya. Orang lain yang akan melengkapi hidupmu. Dia ada karena kamu ada. Dia bahagia saat kamu bahagia. Dia sedih saat kamu sedih. Dia yang ada dalam setiap langkahmu nantinya. Dia adalah teman seperjuanganmu. Teman bercerita mengenai mimpi-mimpimu yang akan kamu rajut. Dialah penolongmu. Teman dimana kamu menemui hadangan, tangis, sedih, gembira, kesusahan, lara, dan semua rintangan yang akan menghadangmu. Dia yang akan menjadi saksi tumbuhnya kedewasaanmu memaknai hidup ini. Dia yang akan tulus menerimamu apa adanya. Tanpa konsekuensi dari kekuranganmu. Karena dia mampu menutupi kekuranganmu dengan dirinya disampingmu. Kalian akan menjadi tim hebat hingga mampu menaklukkan dunia ini.

Kejarlah cintamu…jangan sampai cinta itu pergi meninggalkanmu…lalu membuatmu menyesal seumur hidupmu…seperti sebuah slogan iklan, cinta sejatinya “just do it”. Buktikan bahwa kamu layak untuk melengkapi hidup orang yang kamu cintai. Karena kelengkapan itu hanya akan tercipta saat kamu dan dirinya bersatu dalam sebuah cerita cinta...cerita layaknya sebuah dongeng yang akan selalu berakhir indah dan abadi. Selamat berjuang..!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar